Rabu, 10 Februari 2010

sholat sunnah

1.Tuliskan perbedaan solat sunnah dan solat mufarid dengan mengikutkan contoh dan dalil yang terkait???

Shalat Sunnat atau shalat nawafil (jamak:nafilah) adalah shalat yang dianjurkan untuk dilaksanakan namun tidak diwajibkan sehingga tidak berdosa bila ditinggalkan dengan kata lain apabila dilakukan dengan baik dan benar serta penuh ke ikhlasan akan tampak hikmah dan rahmat dari Allah taala yang begitu indah. Shalat sunnat menurut hukumnya terdiri atas dua golongan yakni:

* Muakkad, adalah shalat sunnat yang dianjurkan dengan penekanan yang kuat (hampir mendekati wajib), seperti shalat dua hari raya, shalat sunnat witr dan shalat sunnat thawaf.
* Ghairu Muakkad, adalah shalat sunnat yang dianjurkan tanpa penekanan yang kuat, seperti shalat sunnat Rawatib dan shalat sunnat yang sifatnya insidentil (tergantung waktu dan keadaan, seperti shalat kusuf/khusuf hanya dikerjakan ketika terjadi gerhana).

Shalat sunnat ada yang dilakukan secara sendiri-sendiri (munfarid) diantaranya:

Shalat Rawatib adalah shalat sunnat yang dilakukan sebelum atau sesudah shalat lima waktu. Shalat yang dilakukan sebelumnya disebut shalat qabliyah, sedangkan yang dilakukan sesudahnya disebut shalat ba'diyah.
Shalat Istikharah adalah shalat sunnat yang dikerjakan untuk meminta petunjuk Allah oleh mereka yang berada diantara beberapa pilihan dan merasa ragu-ragu untuk memilih. Spektrum masalah dalam hal ini tidak dibatasi. Seseorang dapat shalat istikharah untuk menentukan dimana ia kuliah, siapa yang lebih cocok menjadi jodohnya atau perusahaan mana yang lebih baik ia pilih. Setelah shalat istikharah, maka dengan izin Allah pelaku akan diberi kemantapan hati dalam memilih.
Shalat Taubat adalah shalat sunnat yang dilakukan seorang muslim saat ingin bertobat terhadap kesalahan yang pernah ia lakukan. Shalat taubat dilaksanakan dua raka'at dengan waktu yang bebas kecuali pada waktu yang diharamkan untuk melakukan shalat (lihat pada shalat sunnat).
Shalat Tasbih merupakan shalat sunnat yang didalamnya pelaku shalat akan membaca kalimat tasbih (kalimat “Subhanallah wal hamdu lillahi walaa ilaaha illallahu wallahu akbar”) sebanyak 300 kali (4 raka'at masing-masing 75 kali tasbih). Shalat ini diajarkan Rasulullah SAW kepada pamannya yakni sayyidina Abbas bin Abdul Muthallib. Namun beberapa ulama berbeda pendapat tentang hal ini.

Perbedaan pendapat ulama

Para ulama berbeda pendapat mengenai shalat tasbih, berikut adalah beberapa pendapat mereka :

* Pertama: Sholat tashbih adalah mustahabbah (sunnah).

Pendapat ini dikemukakan oleh sebagian ulama penganut Mazhab Syafi'i. Hadits Rasulullah SAW kepada pamannya Abbas bin Abdul Muthallib yang berbunyi:

"Wahai Abbas pamanku, Aku ingin memberikan padamu, aku benar-benar mencintaimu, aku ingin engkau melakukan -sepuluh sifat- jika engkau melakukannya Allah akan mengampuni dosamu, baik yang pertama dan terakhir, yang terdahulu dan yang baru, yang tidak sengaja maupun yang disengaja, yang kecil maupun yang besar, yang tersembunyi maupun yang terang-terangan. Sepuluh sifat adalah: Engkau melaksankan shalat empat rakaat; engkau baca dalam setiap rakaat Al-Fatihah dan surat, apabila engkau selesai membacanya di rakaat pertama dan engkau masih berdiri, mka ucapkanlah: Subhanallah Walhamdulillah Walaa Ilaaha Ilallah Wallahu Akbar 15 kali, Kemudian ruku'lah dan bacalah do'a tersebut 10 kali ketika sedang ruku, kemudian sujudlah dan bacalah do'a tersebut 10 kali ketika sujud, kemudian bangkitlah dari sujud dan bacalah 10 kali kemudian sujudlah dan bacalah 10 kali kemudian bangkitlah dari sujud dan bacalah 10 kali. Itulah 75 kali dalam setiap rakaat, dan lakukanlah hal tersebut pada empat rakaat. Jika engkau sanggup untuk melakukannya satu kali dalam setiap hari, maka lakukanlah, jika tidak, maka lakukanlah satu kali seminggu, jika tidak maka lakukanlah sebulan sekali, jika tidak maka lakukanlah sekali dalam setahun dan jika tidak maka lakukanlah sekali dalam seumur hidupmu" (HR Abu Daud 2/67-68)

Ibnu Ma'in. An-Nasaiy berkata: Ia tidak apa-apa. Az-Zarkasyi berpendapat: "Hadis shahih dan bukan dhaif". Ibnu As-Sholah: "Haditsnya adalah Hasan"

* Kedua: Sholat tasbih boleh dilaksanakan (boleh tapi tidak disunnahkan).

Pendapat ini dikemukakan oleh ulama penganut Mazhab Hambali. Mereka berkata: "Tidak ada hadits yang tsabit (kuat) dan sholat tersebut termasuk Fadhoilul A'maal, maka cukup berlandaskan hadits dhaif."

Ibnu Qudamah berkata: "Jika ada orang yang melakukannya maka hal tersebut tidak mengapa, karena shalat nawafil dan Fadhoilul A'maal tidak disyaratkan harus dengan berlandaskan hadits shahih" (Al-Mughny 2/123)

* Ketiga: Sholat tersebut tidak disyariatkan.

Imam Nawawi dalam Al-Majmu' berkata: "Perlu diteliti kembali tentang kesunahan pelaksanaan sholat tasbih karena haditsnya dhoif, dan adanya perubahan susunan shalat dalam shalat tasbih yang berbeda dengan shalat biasa. Dan hal tersebut hendaklah tidak dilakukan kalau tidak ada hadits yang menjelaskannya. Dan hadits yang menjelaskan shalat tasbih tidak kuat".

Ibnu Qudamah menukil riwayat dari Imam Ahmad bahwa tidak ada hadis shahih yang menjelaskan hal tersebut. Ibnuljauzi mengatakan bahwa hadits-hadits yang berkaitan dengan shalat tasbih termasuk maudhu`. Ibnu Hajar berkata dalam At-Talkhis bahwa yang benar adalah seluruh riwayat hadits adalah dhaif meskipun hadits Ibnu Abbas mendekati syarat hasan, akan tetapi hadits itu syadz karena hanya diriwayatkan oleh satu orang rawi dan tidak ada hadits lain yang menguatkannya. Dan juga shalat tasbih berbeda gerakannya dengan shalat-shalat yang lain.

Dalam kitab-kitab fiqih mazhab Hanafiyah dan Malikiyah tidak pernah disebutkan perihal shalat tasbih ini kecuali dalam Talkhis Al-Habir dari Ibnul Arabi bahwa beliau berpendapat tidak ada hadits shahih maupun hasan yang menjelaskan tentang shalat tasbih ini

takabur

3.Jeaskan pengertian "takabur" serta mencantumkan contoh dan cara menjauhi sifat takabur???
MENGOBATI TAKABUR

Dalam mitologi Hindu, Bahu alias Subahu adalah seorang raja dari Dinasti Surya, keturunan Manu, yang memerintah Kerajaan Kosala dengan pusat pemerintahan di Ayodhya. Ia merupakan putera Wreka, dan merupakan suami bagi Yadawi. Menurut kitab Purana, Raja Bahu memiliki sifat yang amat baik, berlaku adil dan bijaksana. Resi Wasista adalah gurunya.

Raja Bahu mengikuti segala aturan dharma sehingga kerajaannya aman dan tenteram. Semua raja di bumi tunduk kepadanya. Ia juga menyelenggarakan upacara Ashwamedha di setiap dwipa yang ada di bumi. Rakyatnya senang kepadanya, hasil panen mereka melimpah, dan para resi melakukan meditasi tanpa merasa terganggu. Menurut kitab Naradapurana, tidak ada yang berani berbuat dosa saat Raja Bahu berkuasa. Konon, dalam kitab Naradapurana dikatakan, Raja Bahu memerintah selama 90.000 tahun.

Setelah mengalami masa kejayaannya yang panjang, munculah rasa sombong, takabur dan iri hati dalam hati Raja Bahu. Ia berpikir:


Aku menguasai semua orang. Aku amat sakti dan telah melakukan berbagai tapa. Mengapa aku tidak membuat mereka memujaku? Aku adalah penguasa dunia. Aku tidak melihat ada orang lain yang lebih unggul dariku.


Akhirnya, sikap Raja Bahu berubah setelah bercampurnya empat hal dalam dirinya, yaitu: masa muda, kekayaan, kekuasaan, dan tindakan tanpa pertimbangan. Empat hal ini menuntun Raja Bahu menuju kehancuran. Kemudian, Raja Bahu tidak lagi memikirkan nasib kerajaannya sendiri. Ia sibuk memikirkan kesenangan duniawi dan telah menyimpang dari jalan kebenaran. Karena Raja Bahu telah meninggalkan kebenaran, maka lenyaplah segala keberuntungan dan kemakmuran di negerinya.

Tak lama kemudian, berkobarlah peperangan antara Raja Bahu dan musuh bebuyutannya, yaitu Raja Hehaya dan Raja Talajangha. Dalam peperangan, Raja Hehaya dan Talajangha dibantu oleh Kerajaan Saka, Yawana, Parada, Kamboja, dan Pahlawa. Oleh karena keberuntungan telah menjauh dari dirinya, maka Raja Bahu dapat dikalahkan setelah perang berkobar selama kurang lebih satu bulan. Setelah kalah, rakyatnya tidak menunjukkan simpati, bahkan mereka menghinanya dengan bebas. Raja Bahu terdesak lalu melarikan diri ke hutan. Bersama dengan Yadawi, Raja Bahu memutuskan untuk berlindung di asrama Resi Urwa.

Dalam perjalanan menuju asrama Resi Urwa, Raja Bahu menyesali kesalahan yang telah dilakukannya. Seiring dengan penyesalannya, kondisi kesehatan sang raja semakin memburuk. Akhirnya, sang raja wafat setelah tiba di asrama Resi Urwa. Di asrama tersebut, Yadawi melahirkan keturunan Raja Bahu yang bernama Sagara. Di kemudian hari, Sagara berhasil merebut kerajaan ayahnya dari musuh-musuhnya.

sejarah tradisi islam nuisantara

1.jelaskan tentang sejarah tentang tradisi islam nusantara???Dari awal masuk islam hingga saat ini!!!

SEJARAH ISLAM DI INDONESIA



Pada tahun 30 Hijri atau 651 Masehi, hanya berselang sekitar 20 tahun dari wafatnya Rasulullah SAW, Khalifah Utsman ibn Affan RA mengirim delegasi ke Cina untuk memperkenalkan Daulah Islam yang belum lama berdiri. Dalam perjalanan yang memakan waktu empat tahun ini, para utusan Utsman ternyata sempat singgah di Kepulauan Nusantara. Beberapa tahun kemudian, tepatnya tahun 674 M, Dinasti Umayyah telah mendirikan pangkalan dagang di pantai barat Sumatera. Inilah perkenalan pertama penduduk Indonesia dengan Islam. Sejak itu para pelaut dan pedagang Muslim terus berdatangan, abad demi abad. Mereka membeli hasil bumi dari negeri nan hijau ini sambil berdakwah.

Lambat laun penduduk pribumi mulai memeluk Islam meskipun belum secara besar-besaran. Aceh, daerah paling barat dari Kepulauan Nusantara, adalah yang pertama sekali menerima agama Islam. Bahkan di Acehlah kerajaan Islam pertama di Indonesia berdiri, yakni Pasai. Berita dari Marcopolo menyebutkan bahwa pada saat persinggahannya di Pasai tahun 692 H / 1292 M, telah banyak orang Arab yang menyebarkan Islam. Begitu pula berita dari Ibnu Battuthah, pengembara Muslim dari Maghribi., yang ketika singgah di Aceh tahun 746 H / 1345 M menuliskan bahwa di Aceh telah tersebar mazhab Syafi'i. Adapun peninggalan tertua dari kaum Muslimin yang ditemukan di Indonesia terdapat di Gresik, Jawa Timur. Berupa komplek makam Islam, yang salah satu diantaranya adalah makam seorang Muslimah bernama Fathimah binti Maimun. Pada makamnya tertulis angka tahun 475 H / 1082 M, yaitu pada jaman Kerajaan Singasari. Diperkirakan makam-makam ini bukan dari penduduk asli, melainkan makam para pedagang Arab.

Sampai dengan abad ke-8 H / 14 M, belum ada pengislaman penduduk pribumi Nusantara secara besar-besaran. Baru pada abad ke-9 H / 14 M, penduduk pribumi memeluk Islam secara massal. Para pakar sejarah berpendapat bahwa masuk Islamnya penduduk Nusantara secara besar-besaran pada abad tersebut disebabkan saat itu kaum Muslimin sudah memiliki kekuatan politik yang berarti. Yaitu ditandai dengan berdirinya beberapa kerajaan bercorak Islam seperti Kerajaan Aceh Darussalam, Malaka, Demak, Cirebon, serta Ternate. Para penguasa kerajaan-kerajaan ini berdarah campuran, keturunan raja-raja pribumi pra Islam dan para pendatang Arab. Pesatnya Islamisasi pada abad ke-14 dan 15 M antara lain juga disebabkan oleh surutnya kekuatan dan pengaruh kerajaan-kerajaan Hindu / Budha di Nusantara seperti Majapahit, Sriwijaya dan Sunda. Thomas Arnold dalam The Preaching of Islam mengatakan bahwa kedatangan Islam bukanlah sebagai penakluk seperti halnya bangsa Portugis dan Spanyol. Islam datang ke Asia Tenggara dengan jalan damai, tidak dengan pedang, tidak dengan merebut kekuasaan politik. Islam masuk ke Nusantara dengan cara yang benar-benar menunjukkannya sebagai rahmatan lil'alamin.

Dengan masuk Islamnya penduduk pribumi Nusantara dan terbentuknya pemerintahan-pemerintahan Islam di berbagai daerah kepulauan ini, perdagangan dengan kaum Muslimin dari pusat dunia Islam menjadi semakin erat. Orang Arab yang bermigrasi ke Nusantara juga semakin banyak. Yang terbesar diantaranya adalah berasal dari Hadramaut, Yaman. Dalam Tarikh Hadramaut, migrasi ini bahkan dikatakan sebagai yang terbesar sepanjang sejarah Hadramaut. Namun setelah bangsa-bangsa Eropa Nasrani berdatangan dan dengan rakusnya menguasai daerah-demi daerah di Nusantara, hubungan dengan pusat dunia Islam seakan terputus. Terutama di abad ke 17 dan 18 Masehi. Penyebabnya, selain karena kaum Muslimin Nusantara disibukkan oleh perlawanan menentang penjajahan, juga karena berbagai peraturan yang diciptakan oleh kaum kolonialis. Setiap kali para penjajah - terutama Belanda - menundukkan kerajaan Islam di Nusantara, mereka pasti menyodorkan perjanjian yang isinya melarang kerajaan tersebut berhubungan dagang dengan dunia luar kecuali melalui mereka. Maka terputuslah hubungan ummat Islam Nusantara dengan ummat Islam dari bangsa-bangsa lain yang telah terjalin beratus-ratus tahun. Keinginan kaum kolonialis untuk menjauhkan ummat Islam Nusantara dengan akarnya, juga terlihat dari kebijakan mereka yang mempersulit pembauran antara orang Arab dengan pribumi.

Semenjak awal datangnya bangsa Eropa pada akhir abad ke-15 Masehi ke kepulauan subur makmur ini, memang sudah terlihat sifat rakus mereka untuk menguasai. Apalagi mereka mendapati kenyataan bahwa penduduk kepulauan ini telah memeluk Islam, agama seteru mereka, sehingga semangat Perang Salib pun selalu dibawa-bawa setiap kali mereka menundukkan suatu daerah. Dalam memerangi Islam mereka bekerja sama dengan kerajaan-kerajaan pribumi yang masih menganut Hindu / Budha. Satu contoh, untuk memutuskan jalur pelayaran kaum Muslimin, maka setelah menguasai Malaka pada tahun 1511, Portugis menjalin kerjasama dengan Kerajaan Sunda Pajajaran untuk membangun sebuah pangkalan di Sunda Kelapa. Namun maksud Portugis ini gagal total setelah pasukan gabungan Islam dari sepanjang pesisir utara Pulau Jawa bahu membahu menggempur mereka pada tahun 1527 M. Pertempuran besar yang bersejarah ini dipimpin oleh seorang putra Aceh berdarah Arab Gujarat, yaitu Fadhilah Khan Al-Pasai, yang lebih terkenal dengan gelarnya, Fathahillah. Sebelum menjadi orang penting di tiga kerajaan Islam Jawa, yakni Demak, Cirebon dan Banten, Fathahillah sempat berguru di Makkah. Bahkan ikut mempertahankan Makkah dari serbuan Turki Utsmani.

Kedatangan kaum kolonialis di satu sisi telah membangkitkan semangat jihad kaum muslimin Nusantara, namun di sisi lain membuat pendalaman akidah Islam tidak merata. Hanya kalangan pesantren (madrasah) saja yang mendalami keislaman, itupun biasanya terbatas pada mazhab Syafi'i. Sedangkan pada kaum Muslimin kebanyakan, terjadi percampuran akidah dengan tradisi pra Islam. Kalangan priyayi yang dekat dengan Belanda malah sudah terjangkiti gaya hidup Eropa. Kondisi seperti ini setidaknya masih terjadi hingga sekarang. Terlepas dari hal ini, ulama-ulama Nusantara adalah orang-orang yang gigih menentang penjajahan. Meskipun banyak diantara mereka yang berasal dari kalangan tarekat, namun justru kalangan tarekat inilah yang sering bangkit melawan penjajah. Dan meski pada akhirnya setiap perlawanan ini berhasil ditumpas dengan taktik licik, namun sejarah telah mencatat jutaan syuhada Nusantara yang gugur pada berbagai pertempuran melawan Belanda. Sejak perlawanan kerajaan-kerajaan Islam di abad 16 dan 17 seperti Malaka (Malaysia), Sulu (Filipina), Pasai, Banten, Sunda Kelapa, Makassar, Ternate, hingga perlawanan para ulama di abad 18 seperti Perang Cirebon (Bagus rangin), Perang Jawa (Diponegoro), Perang Padri (Imam Bonjol), dan Perang Aceh (Teuku Uma

Sabtu, 12 Desember 2009

1. Bagaimana menurut kamu tentang manusia mahkluk yang sempurna?

Allah menciptakan manusia sebagai makhluk yang bentuknya paling sempurna dibandingkan mahkluk lain. bentuk yang dimaksudkan bukanya hanya fisikmelainkan sempurna dalam segala potensinya.manusia ditdak hanya diberi akal untuk berpikir,tetapi juga diberi potensi nafsu sehingga manusia mampu berkreasi untuk kehidupannya.bagi Allah manusia yang sempurna adalah manusia yang menggunakan seluruh potensinya untuk beribadah kepada Allah.an maksud dan inti surah AT-TIN ayat 1-8


2. Tuliskan maksud dan inti surah AT-TIN ayat 1-8!

Allah menegaskan melalui surah AT-Tin bahwa meskipun manusia hidup sampai ke usia tua dan pikun jika sebelum pikun mereka beriman dan beramal saleh, pahalanya akan tetap mengalir sampai ia meninggal dunia.

3.Tuliskan ringkasan dari kandungan surah AT-TIN!

a.Ayat 1,2,3: "Tin" ialah tempat tinggal nabi Nuh.as. Yaitu kota damaskus yang banyak tumbuh pohon tin."Zaitun" ialah baitul Maqdis,tempat suci kedua umat islam yang di Yerusalem ."Turisinin" artinya bukit sinai tempat nabi Musa as. menerima wahyu secara dari Allah SWT.b. ayat 4 : Allah menciptakan manusia sebagai makhluk yang bentuknya paling sempurna dibandingkan mahkluk lain. bentuk yang dimaksudkan bukanya hanya fisikmelainkan sempurna dalam segala potensinya.manusia ditdak hanya diberi akal untuk berpikir,tetapi juga diberi potensi nafsu sehingga manusia mampu berkreasi untuk kehidupannya.bagi Allah manusia yang sempurna adalah manusia yang menggunakan seluruh potensinya untuk beribadah kepada Allah.c. Ayat 5 dan 6: banyak manusia yang menyimpang dan tidak mengerjakan ibadahnya, akan ditempatkan dalam neraka. orang-orang yang beriman dan beramal saleh akan mendapat pahala yang tidak ada putus-putusnya sampai ia meninggal dan menjadi ahli surga.d. ayat 7 dan 8: Orang -orang yang tidak mau beriman dan beramal saleh akan mendapat balasan diakhirat. padahal mereka maha mengetahui bahwa Allah ad Hakin Yang Maha Adil.


ayat 1-8!4.Tuliskan terjemahan dari surah AT-TIN

Artinyaayat 1 : Demi buah tin dan dan buah dan zaitunayat 2 : Dan demi bukit Sinai.ayat 3 :Dan demi kota Mekkah yang amanayat 4 : Sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.ayat 5 : Kemudian kami kembalikan dia ketempat serendah - rendahnya.ayat 6 : Kecuali orang-orang yang beriman dan beramal saleh, bagi mereka pahala yang tidak putus-putusnyaayat 7 : Maka apakah yang menyebabkan kamu mendustakan hari pembalasan sesudah itu?ayat 8 ; Bukankah Allah adalah hakim yang seadil-adilnya.


5. Tuliskan 1 dalil hadist tentang menuntu ilmu!

طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ
“Menuntut ilmu adalah wajib atas setiap muslim.”

Berkata Ibnul Jauzy rahimahullâh, “Perempuan adalah seorang yang mukallaf seperti laki-laki. Maka wajib terhadapnya untuk menuntut ilmu tentang perkara-perkara yang diwajibkan terhadapnya, agar ia menunaikan ibadah tersebut di atas keyakinan.”

Dan tercatat indah dalam sejarah, bagaimana semangat para shahabiyâat radhiyallâhu ‘anhunnâ dalam menuntut ilmu dan bertanya akan berbagai problemetika yang tengah mereka hadapi tanpa terhalangi oleh rasa malu mereka. Hal tersebut menunjukkan kewajiban menuntut ilmu yang tertanam dalam jiwa-jiwa mereka yang terpuji.

‘Aisyah radhiyallâhu ‘anhâ berkata,

نِعْمَ النِّسَاءِ نِسَاءُ الْأَنْصَارِ لَمْ يَكُنْ يَمْنَعُهُنَّ الْحَيَاءُ أَنْ يَتَفَقَّهْنَ فِي الدِّينِ
“Sebaik-baik perempuan adalah para perempuan Anshor. Tidaklah rasa malu menghalangi mereka untuk tafaqquh (memperdalam pemahaman) dalam agama.”

Dan masih banyak dalil yang menunjukkan kewajiban seorang perempuan untuk menuntut ilmu. Bahkan seluruh dalil dari Al-Qur`ân dan As-Sunnah yang menjelaskan tentang kewajiban dan keutamaan menuntut ilmu juga termasuk dalil akan wajibnya perempuan menuntut ilmu, karena perintah pada dalil-dalil itu adalah umum mencakup seluruh umat; laki-laki maupun perempuan.Menetapnya perempuan di rumah adalah suatu hal yang wajib berdasarkan dalil dari Al-Qur`ân dan As-Sunnah. Allah Ta’âlâ berfirman,
“Dan hendaklah kalian tetap di rumah kalian dan janganlah kalian berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu.” [Al-Ahzâab :33]


Dan Nabi shollallâhu ‘alaihi wa ‘alâ âlihi wa sallam bersabda,
لَا تَمْنَعُوا نِسَاءَكُمْ الْمَسَاجِدَ وَبُيُوتُهُنَّ خَيْرٌ لَهُنَّ
“Janganlah kalian menahan kaum perempuan kalian dari mesjid-mesjid. Dan rumah-rumah mereka adalah lebih baik bagi mereka.”

6. Tuliskan keutamaan mencari ilmu dan sebutkan tugas seseorang yang memiliki ilmu!

Keutamaan mencari ilmu ialah seorang yang berilmu kemudian mengajarkan ilmunya, mendakwahkannya, hingga Allah memberikan hidayah kepada orang lain dengan sebab dakwahnya, maka menjadi salah satu amal jariyah baginya. Selama ada yang mengamalkan ilmunya tersebut, maka dia akan terus mendapatkan pahala dari Allah Subhanahu wa Ta'ala walaupun dia telah meninggal. Berbeda dengan orang yang mengerjakan shalat sunnah dan semisalnya, tidak ada yang merasakan manfaatnya kecuali hanya dirinya sendiri.Tugas yang memiliki ilmu (ulama) adalah menyebarkan ilmu yang baik kepada orang disekitarnya demi tujuan untuk beribadah kepada Allah swt.Ayat Allah Subhanahu wa Ta'ala ini menjelaskan demikian tingginya derajat dan kedudukan para ulama di atas yang lainnya. Dan merekalah orang-orang yang senantiasa mendapatkan kemuliaan di sisi Allah Subhanahu wa Ta'ala dan juga di kalangan manusia.

Di dalam ayat yang lain Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:نَرْفَعُ دَرَجَاتٍ مَنْ نَشآءُ“Kami tinggikan derajat orang yang Kami kehendaki.” (Yusuf: 76)

Selasa, 08 Desember 2009

Persiapan ujian semester 1/agama islam/Pai2009-2010/pakgunawan

Persiapan ujian semester 1/agama islam/2009-2010/pakgunawa
1.Tuliskan 5 gejala alam yang menandai adanya ilmu
2.Apa yang kamu ketahui tantang ; a.pahala b.surga c.neraka d.malaikat e.Alam kubur 3.Sebutkan gejala-gejala yang nyata di alam ini tentang terjadinya kiamat
4.sebutkan hukum Allah yang terdapat dalam Al-quran
5.Carilah suatu dalil yang menjelaskan bahwa Al-quran sebagai Kalam Allah dan ilmu Allah 6.Carilah tafsiran atau penjelasan secara menyeluruh (bukan terjemahan Al-quran ) tentang surah At-tin

Jawabanya:
1. Jadi, memakai peristilahan Abad Pertengahan, manusia di dunia yang mengembara menuju akhirat adalah objek material (apa yang dipelajari dan dikupas sebagai bahan/materi). Meskipun ketiga kajian ini dapat dibedakan sebagai satu bidang kajian khusus (manusia: filsafat manusia, dunia: filsafat alam, akhirat: filsafat ketuhanan), namun ketiganya tidak dapat dipisahkan.Di dan MenujuSelanjutnya, istilah di dan menuju menunjukkan dinamika keterarahan yang diharapkan terwujud dengan baik. Inilah bidang filsafat etika yang menyoroti tingkah laku manusia agar dapat hidup dan berperilaku dengan baik. Lalu, sorotan dan kajian atas manusia, alam, ketuhanan dan patokan-patokan etis itu harus terjadi dengan benar. Maksudnya, menurut kenyataan yang disadari dengan tepat. Inilah bidang kajian filsafat pengetahuan yang bertugas menyoroti gejala pengetahuan manusia berdasarkan sudut the first causes. Pokok bahasannya meliputi: apakah suatu pengetahuan itu benar, tetap, dan terpecaya, tidak berubah atau malah berubah-rubah terus, bergerak dan berkembang; dan jika berkembang, kemanakah arah perkembangannya.Jadi, gejala pengetahuan merupakan objek material filsafat pengetahuan. Filsafat pengetahuan dapat dibagi: filsafat pengetahuan secara umum (mengkaji hal-hal umum di atas) dan filsafat ilmu pengetahuan (mengkaji gejala ilmu-ilmu pengetahuan sebagai bidang pengetahuan khas menurut the final causes). Ilmu pengetahuan sendiri dimengerti sebagai pengetahuan yang diatur secara sistematis dan langkah-langkah pencapaiannya dipertanggungjawabkan secara teoritis.Gejala Pengetahuan“Segala manusia ingin mengetahui” tutur Aristoteles dalam Metaphysica. Pengetahuan berlangsung dalam dua bentuk dasar. Pertama, Pengetahuan demi pengetahuan; mengetahui demi mengetahui an sich dan untuk menikmati pengetahuan itu demi memuaskan hati manusia. Kedua, pengetahuan untuk digunakan dan diterapkan, seperti untuk melindungi, mempermudah pekerjaan, meningkatkan kesehatan dll. Dalam dua bentuk dasarnya itu, pengetahuan mustahil dibedakan secara tegas si pengenal (subjek) dan yang dikenal (objek). Yang satu tidak tidak pernah ada tanpa yang lain. Kedua hal tersebut adalah dua unsur dari gejala yang sama.IntensionalitasKutipan dari Aristoteles di atas menunjukkan ada keterarahan untuk mengetahui dan mengenal. Rasa ingin tahu dan mengenal itu berlangsung sepanjang hayat manusia. Keterarahan dan intensionalitas yang terus-menerus bertanya itu dalam suatu hubungan timbal-balik antara manusia dengan dunianya. Keduanya ingin mengenal dan ingin dikenal, saling mengenalkan diri, agar saling memperkaya dan memperkembangkannya.Manusia adalah kesatuan jiwa raga dalam hubungan timbal balik dengan dunia dan sesamanya. Ada unsur jasmani yang membuat manusia sama dengan dunia di luar dirinya, dan ada unsur jiwa (jiwa/ soul, anima, psuche) yang membuat manusia mengatasi dunia di sekitar dirinya. Jiwa ini bersifat ruhani. Faktor inilah yang memungkinkan transendensi pengetahuan manusia, dibandingkan dengan pengetahuan bukan manusia. Oleh sebab itu, semua tindakan manusia menampakkan kesatuan jiwa raga tersebut, termasuk tindak mengenal dan mengetahui.Pengenalan manusia tampak pada pengetahuan indrawi, yang memiliki kemiripan dengan pengetahuan indrawi hewan juga. Pengalaman dan pengenalan manusia bersifat konkret, terikat pada tempat dan waktu tertentu (hic et nunc). Namun, berkat ingatan dan perbandingannya manusia mampu melepaskan “sang kini dan di sini” pengalamannya, yakni menarik (to abstract, abstrahere) sesuatu yang umum dari pengetahuan konkret yang mendahuluinya. Itulah abstraksi yang menghasilkan pengetahuan abstrak. Yang “kini dan di sini” disebut partikular, dan yang “umum” diberi nama universal (berlaku umum). Jadi, pengetahuan manusia sebagai kesatuan jiwa-raga terjadi dalam bentuk abstraksi, pengetahuan manusia—sebagai gejala yang menyeluruh—bersifat abstrak.Bahasa: Sosialitas dan Historisitas PengetahuanPengenalan dan pengetahuan umum itu menjelma dalam bahasa yang serentak bersifat jasmani dan rohani. Yang konkret dengan yang abstrak, yang partikular dengan yang universal, bersatu-padu dalam bahasa. Pengetahuan manusia termanisfestasi dalam, sesama manusia. Karenanya, bahasa merupakan tempat terjadinya pengetahuan yang menunjukkan sosialitas sebagai salah satu unsur khas tindakan pengetahuan. Singkatnya, pengetahuan manusia memiliki ciri sosial dan historis, yang terjadi dalam tradisi. Berkat refleksi, pengetahuan yang semula langsung dan spontan, kehilangan kelangsungan dan spontanitasnya, namun serentak pengetahuan itu cocok untuk diatur secara sistematis sehingga isinya bisa dipertanggungjawabkan.Pada dasarnya, pembentukan ilmu pengetahuan didasarkan pada pengetahuan yang sudah ada, yang dikumpulkan lalu diatur dan disusun. Proses ini menjadi jelas dalam upaya setiap ilmu untuk menyusun sebuah model. Model yang dimaksud adalah penghadiran kembali yang padat dan ringkas dari apa yang sudah dikumpulkan dalam pengetahuan umum maupun ilmiah.Ada dua model. Pertama, manusia semakin mau mendekati apa yang merupakan objek pengetahuan ilmiah ataupun mau menarik objek itu padanya. Model itu sangat memperkecil ukuran kenyataan tertentu, dan kerap kali memperbesar ukuran kenyataan tertentu lain, yang adanya diandaikan. Yang diharapkan adalah suatu pengertian berdasarkan pemandangan model yang berbentuk gambar. Penyederhanaan ini merupakan suatu abtraksi, tetapi objek yang dipelajari itu tampak semakin masuk akal. Model ini dapat dilacak akarnya pada pemikiran AristotelesKedua, Manusia semakin mau mengerti apa yang merupakan objek pengetahuan ilmiah, seolah-olah hendak memasuki susunan objek yang sedang dipelajari itu sedalam-dalamnya. Diharapkan akan didapat pengertian “dari dalam”. Pengertian “dari dalam” itu biasanya terjadi dalam ilmu-ilmu yang suka memakai rumus-rumus matematis sebagai modelnya. Model itu disebut model abstrak. Model ini mewakili kelompok ilmu yang seakan-akan ingin segera menagkap susunan keniscayaan (structure of necessity) yang mendasari segala kenyataan secara apriori (prius: “sebelum”, karena ilmu-ilmu ini ingin menentukan apa yang mendahului adanya segala kenyataan). Akar pemikiran model ini adalah Plato.

2. a. Pahala adalah merupakan pencatatan dari segala sesuatu yang kita lakukan yang sesuai dengan perintah-Nya dan apa yang kita jauhi dari segala larangan-Nya.b. Neraka merupakan tempat terburuk di hari akhir nanti... ga akan ada makhluk yang ingin masuk kesana, tetapi neraka akan tetap ada, karena itu merupakan konsekuesi kita jika kita melakukan apa yang di larang-Nya.d. Malaikat adalah kekuatan-kekuatan yang patuh, tunduk dan taat pada perintah serta ketentuan Allah SWT. Malaikat berasal dari kata malak bahasa arab yang artinya kekuatan. e. Alam Barzakh adalah Alam Kubur merupakan alam setelah alam hidup kita.

3 At Takwir adalah nama surat ke 81 dalam Al Qur’an. (HR. Ahmad dan At Tirmidzi).Dalam surat ini, hari kiamat dilukiskan sebagai hari yang teramatberat. Banyak peristiwa-peristiwa besar yang terjadi saat itu. AllahSWT menjelaskan kepada kita agar kita melakukan antisipasi denganberamal sebaik-baiknya agar kita selamat di hari yang dahsyat itu.Nama surat ini diambil dari kata kuwwirot yang terdapat pada ayatpertama. (Ayat: 1)“Ketika matahari digulung.” (Ayat: 1)Kalimat “digulung” mempunyai arti yang bias. “Digulung” hanya sebuah istilah untuk sesuatu yang sudahtidak berfungsi lagi selayaknya. Begitupun dengan matahari yang telahdigulung, artinya matahari itu sudah tidak menjalankan fungsinya lagi,menyinari bumi.Dalam “Tafsir Al Qu’an Al Adzim” karya Ibnu Katsir atau yang lebihpopuler disebut “Tafsir Ibnu Katsir”, Ibnu Abbas mengatakan: “Kuwwirotartinya digelapkan.” Dari arti ini sudah jelas, bahwa pada saat kiamatterjadi, matahari sudah tidak lagi menerangi bumi.Fenomena ini terjadi beberapa hari sebelum terjadi kiamat. Dalam kegelapan itu mereka melihatbintang-bintang berguguran tak karuan arah….(”Tafsir Ibnu Katsir”).Terjadinya kiamat ditandai dengan peristiwa bertumbukannya bumi denganplanet atau benda-benda langit yang dalam bahasa Arabnya adalah annujuum. (Ayat: 2)“Dan ketika bintang-bintang berjatuhan.” Tentu saja kita tidak bisa mengartikan bahwakejadian yang diterangkan oleh NASA ini adalah kiamat sebagaimana yangditerangkan dalam Al Qur’an. Karena hanya Allah yang Maha Tahu kapankiamat terjadi. Dan gejala-gejala yang akan timbuldalam kejadian ini sama seperti yang dilukiskan oleh Rasulullah SAWsebagai tanda-tanda kiamat, misalnya: matahari terbit dari arah barat,banyak gempa bumi, meningkatnya aktivitas gunung berapi dansebagainya.Pada tahun 2003 lalu telah terdeteksi ada sebuah planet dari luartatasurya kita yang ditarik oleh grafitasi matahari ke dalam tatasuryakita sehingga masuk dalam orbit planet-planet dalam keadaan berbalikarah. Diperkirakan planet itu akan masuk dalam tatasurya pada tahun2053, dan pada suatu saat nanti akan bertabrakan dengan bumi. Planetitu diidentifikasikan sebagai Planet X atau Nibiru.Planet itu sedemikian besarnya sehingga dikatagorikan sebagai planethumongous (yang tidak terkira besarnya) karena planet itu memilkimassa 100 kali massa bumi dan memiliki medan magnet yang sangatdahsyat sehingga berpengaruh besar terhadap planet-planet dalamtatasurya kita yang akibatnya bencana dahsyat akan terjadi ketikaPlanet X melintas tatasurya, tidak terkecuali di bumi. Sekurang-kurangnya informasi ini menjelaskan kepada kita,bahwa secara ilmiah, kiamat yang merupakan kehancuran alam semestasebagaimana yang difirmankan oleh Allah SWT itu benar-benar akanterjadi.Pada ayat berikutnya:“Waidzal jibaalu suyyirot.” (ayat: 3).“Dan ketika gunung-gunung dihancurkan. ” (Ayat: 3).Dari peristiwa “tabrakan” itu menimbulkan gejala alam yang sangatdahsyat, gunung-gunung hancur menjadi debu yang berterbangan layaknyakapas yang di tiup dan luruh, rata dengan bumi. Gempa hebat terjadi dimana-mana:“Ketika bumi digoncang dengan goncangannya (yang dahsyat).” (QS. Dijelaskan dalam hadits, saat itu ada orang yang sedangbertransaksi barang. Ada orang akan menyuapkan makanannya. Sebelum makanan sampaike mulutnya, kiamat sudah terjadi.Hari itu situasinya betul-betul mencekam, setiap orang dirundungkepanikan luar biasa, sehingga mereka tidak peduli lagi terhadap orangdi sekitarnya; anak lari dari orang tuanya, dari istrinya, dan laridari kerabatnya yang lain.“Dan apabila datang suara yang memekakkan telinga (tiupan sangkakalakedua). Pada hari seseorang lari dari saudaranya, dan (lari dari)ibunya dan bapaknya, dan (lari dari) istrinya dan anaknya. Setiaporang dari mereka pada hari itu mempunyai urusan yang menyibukkannya. ”(QS. ‘Abasa: 33-37).Dijelaskan lagi dalam ayat berikut ini:“Waidzal ‘isyaaru ‘utthilat.” (Ayat: 4).“Dan apabila unta-unta bunting ditinggalkan (tidak diperdulikan) .” (Ayat: 4).Ayat ini melukiskan suasana gugup dan panik pada hari kiamat. Untabunting memerlukan pemeliharaan yang manja dari pemiliknya. Karenadiharapkan pada anaknya yang akan lahir. Bila kiamat telah datang orang tidak peduli lagikepada unta bunting yang selama ini dipelihara dengan baik itu.Gambaran kecil dapat kita lihat pada masyarakat yang sedang dilandaperang, banyak orang yang mengungsi meninggalkan kambingnya, ternaknyayang telah dipelihara dengan baik karena lari untuk memeliharanyawanya dengan sebungkus pakaian saja. Begitulah suasana di harikiamat nanti, banyak peristiwa dahsyat yang terjadi saat itu. Mereka berusaha menyelamatkanjiwanya dan tidak peduli lagi dengan harta kesayangannya.“(Ayat: 5)“Dan apabila binatang liar dikumpulkan. ” (Ayat:5)Manusia dengan segala rasnya. Mereka akan saling membalas.Ada manusia yang tertahan masuk syurga lantaran ada sangkutan masalahdengan binatang. Bukankah Rasulullah SAW pernah menjelaskan, adaseorang wanita masuk ke dalam neraka karena menterlantarkan seekorkucing yang dia pelihara. Binatang yang sewaktu didunia pernah mematuk “kawannya”, pada hari itu dilakukan pembalasan.Binatang yang dipatuk diberi kesempatan untuk membalas mematuk kepada“kawannya”. Hanya saja yang membedakan antara golongan jin dan manusiadengan binatang adalah, binatang akan berakhir menjadi tanah. Artinya,setelah mereka saling membalas lalu mereka menjadi tanah. Tidakdemikian dengan jin dan manusia. Inilah yang membuat jin dan manusiamengangankan seperti binatang, menjadi tanah tanpa harus melanjutkan“perjalanan” ke neraka yang abadi. (QS. (Ayat: 6).“Dan apabila lautan dipanaskan.” (Ayat: 6).Tabrakan besar telah terjadi. (QS. (Ayat: 7).“Dan apabila jiwa-jiwa dipasangkan (kembali).” Tidak saja dari golonganjin dan manusia; binatang, tumbuh-tumbuhan bahkan malaikat pun mati.Nufuus, artinya: jiwa-jiwa, jama’ dari nafs artinya jiwa. Jasmani seseorang yang telah mati akanhancur dimakan tanah. Sedangkan ruh-ruh mereka tersimpan dalam alambarzakh, alam yang memisahkan antara alam dunia dan alam akhirat. Disitulah para ruh mendapatkan apa yang telah mereka perbuat semasahidup di dunia. Ada yang mendapatkan “nam sholihan kanaumatil ‘arusy!”Dan ada yangmendapatkan ‘adzabil qobr (siksa kubur), karena dosa-dosanya ketikahidup di dunia. Kecuali ruh para syuhada’, mereka tidak ditempatkan dialam barzakh melainkan di sidratul muntaha, sebuah pohon yang sangatbesar dengan buah-buahnya yang sangat lezat. Ruh-ruh para syuhada’bagaikan burung-burung yang berterbangan dengan riangnya kian kemarimenunggu datangnya terompet kedua di mana ruh-ruh mereka akandipertemukan kembali dengan jasmani mereka yang telah dipendam dibalik bumi.Berbicara soal Ruh, ada saja orang yang menghubungkan dengan tahayul,bahwa orang mati dengan cara tertentu ruh mereka akan bergentayangankarena tidak diterima di sisi Tuhan. Bayi yang meninggaldunia akan menjadi “tuyul” dan masih banyak lagikepercayaan- kepercayaan yang lain. Karena ruh orang yang meninggaldunia, dengan cara apapun mereka meninggal, mereka akan berada dalamalam barzakh. Kecuali para syuhada’ –di antaranya wanita yangmeninggal dunia ketika melahirkan– mereka akan berada di Sidratulmuntaha. Sesungguhnya apa yang mereka lihat sebagai “ruh” itu hanyajelmaan dari jin-jin yang diberi nama Qorin. Dan dia pun mampu menirukan bentuk fisik empunya. Kalau adaorang meninggal dunia dengan cara tertentu kemudian ada wujud-wujudtertentu yang menyerupai dia, sesungguhnya itu bukanlah ruh atau arwahsi mati, tetapi itu adalah Qorin yang karakternya memang jelek,sebagaimana firman Allah:” Barangsiapa yang berpaling dari peringatan Tuhan Yang Maha Pemurah(Allah), kami adakan baginya syaitan (yang menyesatkan) maka syaitanitulah yang menjadi qorin (teman) yang selalu menyertainya. ” (QS. …Barangsiapa yang mengambil syaitan itu sebagai qorin, maka syaitanitu adalah teman yang seburuk-buruknya. Saat itu bencana dahsyat tengah terjadi; gempa bumi besarmerata di mana-mana, gunung-gunung hancur dan lautan mendidih, merekapun berada dalam kepanikan dan kebingngan teramat sangat.“Dan manusia pun berkata: ” Apakah yang (tengah terjadi) di Bumi?”Az Zalzalah:

4).Mereka digiring oleh api dari tempat mereka dibangkitkan menuju satutempat yang disebut Mahsyar. Di si situlah mereka dikumpulkan untukmenunggu diadili yang disebut hisab. Disebut hisab, karena ketika itusetiap orang akan dikoreksi amal dan dosanya yang telah diperbuatselama di dunia. Dan mereka kemudian ditentukan tempatnya ke syurgaatau ke neraka. Segala perbuatan manusia akan diungkap kembalitermasuk dosa mereka yang telah membunuh anak sendiri, sepertikebiasaan bangsa Arab jahiliyah, mengubur hidup-hidup anakperempuannya.“(Ayat: 8).“Dan apabila anak perempuan yang dikubur (hidup-hidup) ditanya.” (Ayat: 9).“(Ayat: 9).Mereka akan ditanya, apa sebabnya ayah mereka sampai hati menguburkanmereka ke balik bumi dalam keadaan hidup-hidup. Tentu saja merekamenjadi saksi belaka dari kesalahan perbuatan ayahnya.Menurut As Syihab, maka pertanyaan dihadapkan kepada yang teraniaya,yaitu anak perempuan yang dikubur hidup-hidup itu sendiri, dihadapanorang yang menganiayanya dan menguburkannya itu supaya lebih terasaberat dan besarnya dosa yang telah diperbuatnya. Akan terasasendirilah kepadanya bahwa bukanlah anak yang ditanya itu yang akandapat menjawab pertanyaan itu karena bukan dia yang bersalah,melainkan dirinya sebagai pembunuhlah yang mesti dihukum berat.Menurut As Syihab cara seperti ini disebut istidraj, yaitu membawabicara kepada suatu suasana yang si bersalah merasakan sendirikesalahannya, dengan mengajukan pertanyaan terlebih dahulu kepada yangtidak bersalah.Menurut As Suyuthi: “Ayat-ayat ini menggambarkan betapa berat dosanyamengubur anak perempuannya hidup-hidup itu.”Suatu hari dia kupanggil dia pun datang. Aku bawa dia, diapun menurut. Lalu berkatalahsalah seorang yang duduk duduk dalam majelis itu: “Sudahlah! Dia menceritakan hal itu ialah karena tekananbatinnya yang mendalam.” Maka orang itu pun melanjutkanceriteranya kembali dan Rasulullah pun kembali pula dengan tidakdisadari menitikkan air mata yang lebih banyak lagi dari yang tadi.Dan orang itu pun tampak sekali kesedihannya ketika dia berceriteradan tampak pula pada wajahnya penyesalan yang tak terperikan.” Orang lain pula datang kepada Rasulullah SAWmengeluhkan dosa yang serupa itu di zaman jahiliyah. Begitulah gambaran kebiadaban orang-orang Arab jahiliyah sertaberatnya beban dosa yang akan mereka tanggung di akhirat akibatperbuatannya itu. Sedangkan anak yang menjadi korban itu sendiriberada di syurga.“Nabi SAW bersabda: “Nabi di syurga, orang yang mati syahid di syurga,orang yang dilahirkan (dalam Islam) di syurga, anak perempuan yangdikubur hidup-hidup di syurga.” JinayatJInayat adalah segala macam dan jenis peraturan yang berhubungan dengan tindak kriminal / kriminalitas dalam kehidupan keseharian manusia seperti mencuri, memfitnah, berzina, membunuh, dan lain sebagainya.2. FaraidhFaraidh adalah peraturan undang-undang yang mengatur pembagian harta pusaka

5. Riwayat Baihaqi dari Anas bin Malik :
“Al-Qur’an adalah kalam Allah, dan kalam Allah bukanlah mahluk“.Dan sesungguhnya jika kamu mendatangkan kepada orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang diberi Al Kitab (Taurat dan Injil), semua ayat (keterangan), maka mereka tidak akan mengikuti kiblatmu, dan kamu pun tidak akan mengikuti kiblat mereka, dan sebahagian merekapun tidak akan mengikuti kiblat sebahagian yang lain. Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti keinginan mereka setelah datang ilmu kepadamu, Sesungguhnya kamu -kalau begitu- termasuk golongan orang-orang yang zhalim". Sesungguhnya Al-Qur’an yang merupakan kalamullah adalah ilmu Allah -Ta’ala-. Barangsiapa yang menyangka bahwa Al-Qur’an adalah makhluk, maka sungguh ia telah menyangka bahwa ilmu Allah adalah makhluk. Oleh At-Tin dan Az-Zaytun.) (3. Dengan keamanan kota ini.) (4. Sesungguhnya Kami menciptakan manusia dalam bentuk yang terbaik.) (5. Kemudian Kami dikurangi dia ke terendah yang rendah.) (6. kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh. (7. Lalu apa yang menyebabkan Anda menolak setelah ini pembalasan) (8. Malik dan Shu `bah meriwayatkan dari` Adi bin Tsabit, yang diriwayatkan bahwa Al-Bara 'bin `Azib ra berkata," Nabi digunakan untuk membaca dalam salah satu Rak `AHS saat bepergian` At-Tin waz-Zaytun' (Surat At -Tin